Pemulaan Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha
Illaillah
1.Dari
Abu Jamrah, dia berkata, “ Saya pernah menjadi penerjemah Abdullah bin
Abbas di antara orang banyak, tiba –
tiba ia di datangi oleh seorang wanita seraya bertanya tentang Nabiidzi Al
Jarri ( minuman keras ). Ibnu Abbas menjawab.” Bahwasanya para ulama Abdul Qais
mendatangi Rasulullah SAW, kemudian beliau bertanya,” Siapa para utusan ini ?
atau dari suku apa ? “ Mereka menjawab, “ Kami dari suku Rabi’ah beliau
berkata. “ Selamat datang para utusan, jangan merasa hina atau menyesal,” Mereka berkata,” Wahai Rasulullah
bahwasanya kami datang dari daerah yang sangat jauh dan antara tempat kami dan
tempat engkau terdapat perkampungan kafir dari suku Mudhar. Kami tidak bisa mendatangi
engkau kecuali pada bulan Haram, oleh karena itu tunjukkilah kepada kami yang
berada di tempat kami, serta denganya kami masuk surge.” Ibnu Abbas berkata,”
Lalu Beliau memerintahnkan mereka 4 ( empat ) perkara dan melarang mereka 4 (
empat ) perkara beliau memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah SWT
semata. Beliau bertanya,” Tahukah kalian,
apa hakikat iman kepada Allah SWT? “ Mereka menjawab, “ Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetaui?’ Beliau menjawab ,” ( yaitu ) Persaksian bahwasanya Tiada
Tuhan Selain Allah SWT, dan ( persaksian pula ) bahwasanya Muhammad adalah
utusan Allah SWT, serta mendirikan Shalat, menunaikan Zakat, Puasa di bulan
Ramadhan dan engkau menyerahkan 1/5 ( sperlima ) dari harta rampasan perang.
Beliau melarang mereka dari berbuat Duba ( membuat minuman keras di dalam labu
) , dalam guci,dan dalam bejana yang di cat” Syu’bah berkata, “ Kadangkala
Beliau mengatakan,’Didalam wadah yang di ukir.’ Kemudian beliau bersabda,’
Jagalah perkara ini dan sampaikan kepada orang yang ada di tempat kalian “ ( Muslim
1/35- 36 )
Ibnu
Mu’adz menambahkan dalam haditsnya dari bapaknya, dia berkata ,” Rasulullah SAW
berkata kepada Asyaj ( Asyaj Abdul Qais ), ‘Sesungguhnya dalam dirimu terdapat
dua perkara yang di sukai Allah SWT, Lemah lembut dan sabar,”
Dia merupakan kesenagan yang
telah di kenal
Yaitu labu kering atau semua
bejana yang terbuat dari labu kering. Kata al Hantam’ menurut pendapat yang
kuat yaitu memasukkan arak sebangsa guci, Sedangkan Al Muzaffat berarti
memasukkan arak kedalam bejana yang di cat dengan Ter sedangkan An –
Naqiir berarti memasukkan arak ke dalam
batang kayu yng di ukir tengahnya. Terdapat juga penafsiran dari hadits
Rasulullah SAW ii pada hadits Abi Sa’id nomor 15
2.
Dari
Abu Hurairah RA, dia berkata, “ Pada hari Rasulullah SAW berada di tengah –
tengah para sahabat-Nya, tiba-tiba datang seorang laki – laki bertanya, Wahai
Rasullah apakah Iman itu?’ Beliau menjawab, ( yaitu ) engkau beriman kepada
Allah SWT, para malaikat-Nya, Kitab-Nya, hari pertemuan dengan-Nya,para Rasul-Nya
dan beriman kepada kebangkitan terakhir,’ Laki – laki tersebut bertanya
kembali,’ Wahai Rasulullah! Apakah Islam itu ?’ Beliau menjawab, Islam yaitu
engkau beribadah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan – Nya dengan
sesuatupun, melaksanakan Shalat yang di wajibkan –Nya, menunaikan Zakat yang di
wajibkan dan berpuasa di bulan Ramadhan’ Lalu laki-laki itu kembali bertanya ,
‘ Wahai Rasulullah apakah Ihsan Itu ? Beliau menjawab,’ ( Yaitu ) engkau
menyembah Allah seolah – olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak dapat
melihat-Nya sesungguh-Nya Dia melihatmu.’ Lalu ia bertanya kembali,’ Wahai
Rasulullah kapankah
Hari Kiamat tiba ? ‘ Beliau
menjawab,’ Orang yang ditanya tentang itu tidaklah lebih mengetaui dari yang
bertanya, akan tetapi akan aku jelaskan kepadamu tanda-tandanya ( kedatangannya
), yaitu jika budak perempuan melahirkan tuanya itulah di antara tanda – tanda
kiamat, dan apabila orang – orang telanjang dan tidak beralas kaki menjadi
pemimpin manusia itulah di antara tanda – tanda kiamat, dan jika pengembala (
Ri’aa a Buhmi ) hidup dalam gedung yang megah, itulah di antara tanda – tanda
kiamat. Juga terdapat 5 ( lima ) tanda – tanda yang tidak di ketaui kecuali
Allah SWT,’ Kemudian Beliau membaca ayat ( Sesungguhnya Allah hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetauan tentang hari kiamat) sampai Firman-Nya ( Sesungguh
Nya Allah maha mengetaui lagi maha Mengenal ) Kemudian laki – laki itu pergi
meninggalkan beliau. Lalu Rasulullah SAW bersabda,’ Datanglah laki – laki itu
padaku,’ Maka para sahabat berusaha mencari untuk membawanya kembali kepada
rasulullah, akan tetapi mereka tidak melihat apapun.Kemudian Beliau bersabda,’
Dia adalah Jibril telah datang untuk mengajarkan agama kepada manusia,” (
Muslim 1/30 )
Yaitu tuanya
pada pemahamanya terdapat beberapa pendapat, dan mayoritas mengatakan bahwa ini
hanya sebuah pemberitauan tentang banyaknya budak perempuan dan anak – anaknya.
Kerana anak tersebut terlahir dari tuanya, karena kedudukanya sebagai tuanya.
Yaitu para pemimpin bumi, ini menurut
riwayat Muslim
Ri’aa, dengan mengkasrhkan huru
Ra, kadangkala di baca Ru’aatum’ di baca Dhmmah dan tambahan Ta’ Dan al Buhmi
yaitu anak kambing domba dan sapi
3 Dari Sa’id bin Al Musayyah, dari bapaknya ia berkata, Tatkala menjelang kematian Abu Thalib, Rasulullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah berada di sisinya, Lalu Beliau berkata,” Wahai Paman Ucapkan Laa Ilaaha Illa Allahu, kalimat yang akan aku persaksikan untukmu di hadapan Allah SWT,’ Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah berkata, ‘Wahai Abu Thalib apakah kamu membenci agama Abdul Muthallib ? ‘Tak henti – hentinya Beliau SAW berusaha membimbingnya sambil mengualang – ulangi kalaimat tersebut, sehingga Abu Thalib berkata untuk terakhir kalinya kepada mereka, bahwa dia menganut agama Abdul Muthalib dan menolak untuk mengucapkan Laa Ilaaha Illahu. Lalu Rasulullah SAW berkata,” Demi Allah aku akan memohon anpun untukmu selama aku tidak di larang.’ Kemudian Allah SWT menurunkan ayat. Tiada sepatutnya bagi nabi dan orang – orang yang beriman memintakan anpun ( kepada Allah ) bagi orang – orang musrik, walaupun orang – orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang – orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.” ( Qs. At-Taubah (9) : 113 ), Juga Allah Ta’ala menurunkan ayat yang berkaitan dengan sikap Abu Thalib, “ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat member petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang di kehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetaui orang – orang yang mau merima petunjuk’ ( Qs Al Qashasah ( 28 ) : 56 ( Muslim 1/40 )
BACK KE BAB TENTANG IMAN